Ganja merupakan salah satu jenis narkotika/NAPZA yang paling banyak digunakan di Indonesia dan dunia. Dalam sudut pandang medis, ganja sebenarnya memiliki sejumlah manfaat asal digunakan dengan benar. Namun maraknya penyalahgunaan ganja membuat penggunaan ganja menyebabkan beberapa masalah kesehatan, salah satunya adalah masalah kesuburan.
Efek Ganja pada Kesuburan Wanita
Ganja mengandung senyawa tetrahydrocannabinol (THC) yang memengaruhi saraf. Senyawa inilah yang membuat ganja memiliki efek memabukkan. Saat masuk ke tubuh, THC dapat memengaruhi sistem endocannabinoid dalam tubuh manusia, yaitu sistem dalam tubuh yang memengaruhi suasana hati, selera makan, memori, waktu tidur, hingga fungsi reproduksi dan kesuburan.
Dilansir dari WebMD, penggunaan ganja dapat memengaruhi kesuburan wanita dengan cara berikut:
- Menurunkan Libido
Sistem endocannabinoid memiliki hubungan yang kompleks dengan hormon testosteron dan estrogen yang memengaruhi gairah seksual. Kedua hormon tersebut dan sistem endocannabinoid saling mengatur satu sama lain sepanjang siklus menstruasi untuk menjalankan sistem reproduksi. Ketika ada yang mengganggu sistem endocannabinoid, maka hal ini akan berdampak pada produksi hormon termasuk salah satunya menurunkan gairah seksual. Kondisi ini dapat mengurangi potensi untuk hamil.
- Mengganggu Siklus Ovulasi
Penggunaan ganja juga dapat mengganggu siklus ovulasi yang memengaruhi produksi sel telur. Kandungan THC yang tinggi dapat menurunkan estrogen dan tanpa hormon estrogen yang tinggi siklus ovulasi tidak akan terjadi sehingga tidak ada telur yang akan dilepaskan untuk dibuahi.
- Meningkatkan Risiko Keguguran
Dilansir dari CDC, ibu hamil juga disarankan tidak menghisap ganja karena dapat meningkatkan risiko keguguran. Senyawa THC dalam ganja diketahui dapat menembus plasenta dan berisiko bagi perkembangan janin. Selain keguguran, penggunaan ganja juga dapat menyebabkan masalah kehamilan pada bayi yang dilahirkan seperti berat badan bayi lahir rendah dan masalah perkembangan saraf.
Efek ganja pada kesuburan pria
Pada pria, menghisap ganja dapat menyebabkan sejumlah masalah kesuburan berikut ini:
- Memengaruhi Ukuran dan Bentuk Sperma
Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pria yang mengonsumsi ganja kemungkinan memiliki bentuk sperma abnormal. Bentuk sperma yang tidak wajar ini dapat memengaruhi sperma untuk membuahi sel telur sehingga hal ini dapat menyebabkan ketidaksuburan pada pria.
- Marijuana dapat Mengurangi Jumlah Sperma
Selain memengaruhi ukuran dan bentuk sperma, penggunaan ganja juga dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma. Meskipun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, namun para ahli menganjurkan untuk tidak mengggunakan ganja jika ingin mempertahankan kesuburan.
- Meningkatkan Risiko Impotensi dan Ejakulasi Dini
Penggunaan ganja sering dikaitkan dengan disfungsi seksual pada pria. Situasi ini dapat menyebabkan banyak tekanan bagi pria saat berhubungan seks. Selain itu kebiasaan menghisap ganja juga memicu resiko ejakulasi dini. Hal ini dapat menyebabkan hubungan seks berjalan tidak nyaman dan secara tidak langsung memengaruhi peluang untuk hamil.
Di Indonesia, penggunaan ganja untuk umum masih berstatus ilegal. Penyalahgunaan ganja juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kecanduan, gangguan pada otak juga masalah kesuburan. Apabila Anda memiliki masalah kecanduan akibat menggunakan ganja, maka sebaiknya konsultasikan dengan para profesional agar mendapat penanganan yang tepat.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK